TEORI BELAJAR DESKRIPTIF DAN PRESKRIPTIF
NAMA : PUTRI MADANI
TAHUN : 1446 H / 2025 H
“TEORI BELAJAR DESKRIPTIF DAN PRESKRIPTIF”
PENDAHULUAN
Dapat dikatakan teori belajar adalah sebuah kumpulan langkah yang dapa membantu seorang guru dalam proses belajar mengajar kepada peserta didik didalam kelas. Dalam teori belajar ini, menjadi tujuan utama untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Secara umum, terdapat teori belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Namun didalam materi ini, akan membahas mengenai teori belajar deskriptif dan preskriptif. Namun Kedua teori ini memiliki pengertian yang berbeda-beda.
PEMBAHASAN
A. Pengertian teori belajar deskriptif dan preskritptif
Dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai macam teori teori belajar dalam pembelajaran. Tentu hal ini dapat berpengaruh pada proses pembelajaran itu sendiri. Yang pertama teori belajar deskriptif merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada bagaimana seseorang itu belajar. Sehingga teori deskriptif menguraikan hubungan antara aktivitas siswa dengan proses psikologis yang terjadi di dalam diri mereka. Dalam Teori ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan metode. Tujuan utama dalam teori ini sendiri lebih fokus pada cara mendapatkan hasil dengan menghubungkan berbagai variabel. Kehadiran variabel-variabel ini memudahkan dalam menjalani proses pembelajaran. [Darmawan Harefa, Teori Belajar Dan Pembelajaran, 2023].
Yang kedua, teori preskriptif adalah sebuah rancangan untuk mengoptimalkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Teori belajar preskriptif menekankan pada pencapaian tujuan pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif belajar, serta mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan tentang tantangan yang dihadapi dalam proses belajar, agar dapat mencapai tujuan yang relevan dengan pemahaman mereka. Tujuan teori preskriptif ini adalah untuk mendorong seseorang agar terlibat dalam proses belajar [ Marzuenda, ‘Teori Belajar Deskriptif Dan Teori Pembelajaran Preskriptif].
Menurut Reigeluth, teori perspektif ditujukan untuk mencapai tujuan (goal oriented) sedangkan teori deskriptif bersifat bebas tujuan (goal free). Ini berarti bahwa teori pembelajaran perspektif berfokus pada pencapaian tujuan, sementara teori belajar deskriptif menekankan pada hasil yang diperoleh. Kita dapat melihat betapa kedua teori ini saling melengkapi dalam dunia pendidikan, untuk tercapainya suatu pembelajaran yang ada[ Wahsun Yasin, ‘Teori Belajar Deskriptif Dan Preskriptif’, 2021].
B. Karakteristik Teori Belajar Deskriptif Dan Preskriptif
Adapun Karakteristik Teori Belajar Deskriptif dan Teori Pembelajaran Preskriptif:
• Teori Belajar Deskriptif
1. Berorientasi pada hasil belajar: Menekankan bagaimana seseorang memperoleh hasil dari proses belajar.
2. Menghubungkan psikologi siswa dengan pembelajaran: Memahami bagaimana faktor psikologis siswa memengaruhi proses belajar.
3. Materi yang sistematis: Menyediakan konsep dan struktur materi yang lebih mudah dipahami oleh siswa.
4. Sistem yang jelas dan mudah dipahami: Metode pembelajaran yang diterapkan mengikuti pola yang jelas agar siswa tidak kesulitan.
5. Disesuaikan dengan kemampuan siswa: Proses belajar dirancang agar sesuai dengan kapasitas individu masing-masing siswa [ Marzuenda, ‘“Teori Belajar Deskriptif Dan Teori Pembelajaran Preskriptif,”’ Jurnal Kreatifitas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 9.2, 162–90].
• Teori Pembelajaran Preskriptif
1. Berorientasi pada metode pembelajaran: Fokus utama adalah bagaimana cara terbaik untuk mengajarkan materi agar pembelajaran lebih efektif.
2. Mengaitkan psikologi siswa dengan proses pembelajaran: Menggunakan pendekatan psikologis dalam menciptakan metode pengajaran yang lebih baik.
3. Mendorong motivasi belajar: Memberikan dorongan dan strategi agar siswa lebih semangat dalam belajar.
4. Memiliki tujuan yang jelas dan mudah dipahami: Setiap metode pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu secara optimal.
5. Disesuaikan dengan cara kerja otak: Mengadaptasi teknik pembelajaran agar sesuai dengan bagaimana siswa memahami dan mengolah informasi Marzuenda, [‘“Teori Belajar Deskriptif Dan Teori Pembelajaran Preskriptif,”’ Jurnal Kreatifitas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 9.2, 162–90].
C. Teori Belajar Deskriptif Dan Preskriptif Menurut Al-Quran Dan Hadis.
Surat An-Nahl Ayat 78:
Jika tujuan belajar adalah untuk mengubah perilaku, ini konsisten dengan pesan Al-Quran ayat 78. Di sana, orang -orang dilahirkan tanpa pengetahuan, tetapi Tuhan memberi mereka visi, hati mereka, ilusi mereka, hati mereka, hati mereka, sehingga mereka dapat belajar dan pada akhirnya bersyukur. Saya menghargai tindakan pengukuran dan pengamatan. Ini sesuai dengan konsep teori perilaku (Irfani, 2017). Allah SWT berfirman seperti ini:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.
Surat An-Nisa Ayat 9
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 9, antara lain sebagai berikut:
﴿ وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ٩
Artinya: Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).[RI Depag, ‘Alquran Pdf Terjemahan’, Al-Qur’an Terjemahan, 2007, 1–1100].
Metode diskusi adalah cara untuk menyelesaikan masalah yang mungkin melibatkan minat bersama melalui saran konsensus. Cakrawala ekspansi dan pemikiran pengetahuan. Untuk salah satu hadis yang terkait dengan metode diskusi yaitu:
Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibnu Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis (bangkrut)? jawab mereka; orang yang tidak memiliki dirham dan harta. Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa dan zakat. Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka orang itu diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa menebus kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka. (H.R. Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa karena Nabi Muhammad SAW mulai belajar dengan mengajukan pertanyaan dan menjawab teman -temannya, utusan Allah menjelaskan bahwa kebangkrutan tidak terkait dengan bahasa [ Marlina Sekolah, Tinggi Agama, and Al-washliyah Barabai, ‘HADIS TENTANG METODE- METODE PEMBELAJARAN’, 6.2 (2023), 1350–66].
D. Pemikiran Para Tokoh Muslim Tentang Teori Belajar Deskriptif Dan Preskriptif
1) Al-Ghazali: Pendidikan Berbasis Akhlak dan Spiritualitas
Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) adalah seorang filsuf, teolog dan sarjana Muslim yang memberikan kontribusi signifikan di bidang pendidikan Islam. pendidikan memiliki tujuan utama untuk mendekatkan dan membentuk karakter berdasarkan moralitas yang baik.
2) Ibnu Sina: Teori Kognitif dalam Pembelajaran
Ibnu Sina (980-1037 M) atau Avicenna dari Tradisi Barat adalah seorang ilmuwan dan filsuf Muslim yang telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai bidang, termasuk psikologi pendidikan. Dalam karyanya, buku Al-Shifa, ia menggambarkan teori pembelajaran berdasarkan perkembangan kognitif manusia.
3) Ibnu Khaldun: Pendidikan Berbasis Sosial dan Historis
Ibnu Khaldun (1332–1406 M) adalah seorang sejarawan dan sosiolog Muslim yang mengembangkan teori pengajaran sosial dan historis. Di Mukhadima, ia menjelaskan bahwa proses belajarnya sangat dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya dan ekologis di sekitarnya.
4) Muhammad Abduh dan Syed Naquib al-Attas: Modernisasi Pendidikan Islam
• Muhammad Abduh: Pendidikan dan Rasionalisme
Muhammad Abduh (1849-1905 M) adalah seorang reformis Muslim yang ingin memodernisasi sistem pendidikan Islam. Dia berpendapat bahwa sistem pendidikan Islam juga belajar pada saat itu dari hati, tanpa menyampaikan pemahaman yang mendalam.
• Syed Naquib al-Attas: Konsep Ta’dib dalam Pendidikan
Syed Naquib al-Attas adalah seorang sarjana Muslim modern yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tetapi menekankan pentingnya ta'dib, sebuah konsep pendidikan yang membentuk karakter Islam.
E. Kontekstualisasi Pemikiran Mereka Dalam Pembelajaran PAI Era Kurikulum Merdeka
Pemikiran para tokoh Muslim klasik dan modern memiliki relevansi yang kuat dalam pembelajaran PAI di era Kurikulum Merdeka. Gagasan Al-Ghazali tentang akhlak, Ibnu Sina tentang perkembangan kognitif, Ibnu Khaldun tentang konteks sosial, serta Abduh dan al-Attas tentang modernisasi pendidikan Islam dapat diadaptasi dalam metode pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan mengintegrasikan pemikiran mereka, pembelajaran PAI dapat menjadi lebih kontekstual, aplikatif, dan relevan bagi peserta didik di era modern.
PENUTUP
Teori belajar deskriptif dan preskriptif memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Teori deskriptif fokus pada pemahaman proses belajar dan hubungan psikologis peserta didik, sedangkan teori preskriptif menekankan pada strategi dan metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keduanya saling melengkapi dan sejalan dengan nilai-nilai dalam Al-Qur'an, Hadis, serta pemikiran para tokoh Muslim. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, integrasi teori-teori ini dapat memperkuat pembelajaran PAI agar lebih bermakna, kontekstual, dan membentuk karakter peserta didik sesuai tuntutan zaman.
Komentar
Posting Komentar