TEORI BELAJAR SIBERNETIK

 

NAMA : PUTRI MADANI

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN : 1446 H / 2025 H

TEORI BELAJAR SIBERNETIK

A. Pendahuluan

Teori belajar sibernetik muncul karena perkembangan teknologi dan sistem informasi. Berbeda dengan teori behavioristik (fokus pada stimulus dan respons) dan kognitif (fokus pada proses mental), teori ini memandang belajar sebagai sistem pengolahan informasi, seperti komputer. Otak manusia dianggap sebagai pemroses aktif yang mampu menerima, menyimpan, dan menyesuaikan informasi berdasarkan pengalaman. Umpan balik sangat penting dalam proses belajar karena membantu memperbaiki kesalahan dan menyesuaikan strategi. Teori ini sangat relevan di era digital, contohnya dalam sistem pembelajaran online dan platform adaptif yang menyesuaikan dengan kebutuhan siswa.

B. Definisi Teori Belajar Sibernetik

Istilah "sibernetik" berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengendali. Dalam konteks pendidikan, teori ini memandang belajar sebagai proses pengolahan informasi, bukan sekadar hafalan atau reaksi terhadap rangsangan. Tokoh seperti Norbert Wiener dan Louis Couffignal menjelaskan bagaimana informasi dapat dikontrol melalui umpan balik. Teori ini sejalan dengan teori kognitif karena sama-sama menekankan proses berpikir, tetapi lebih fokus pada bagaimana informasi diproses oleh sistem yang kompleks. Menurut Landa, cara belajar yang optimal tergantung pada jenis informasi dan strategi yang digunakan siswa. Setiap orang bisa memproses informasi yang sama dengan cara yang berbeda. Jadi, tidak ada metode belajar tunggal yang cocok untuk semua orang atau semua situasi.

C. Karakteristik Teori Belajar Sibernetik

  1. Belajar = Proses Informasi: Seperti komputer, otak manusia menerima, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan informasi.
  2. Sistem Terstruktur: Belajar terjadi dalam sistem terbuka yang melibatkan guru, siswa, media, dan lingkungan.
  3. Umpan Balik Penting: Feedback digunakan untuk koreksi dan peningkatan hasil belajar.
  4. Tujuan Harus Jelas: Pembelajaran harus dirancang sistematis, selaras dengan tujuan dan evaluasi.
  5. Teknologi Mendukung Pembelajaran: Media digital dan sistem manajemen pembelajaran (LMS) membantu proses belajar menjadi lebih personal dan efisien.

D. Teori Belajar Sibernetik Menurut Al-Qur’an dan Hadis

Teori sibernetik sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan proses belajar aktif dan berkelanjutan. Misalnya, dalam QS. An-Nahl: 78, disebutkan bahwa manusia lahir tanpa ilmu, lalu diberi pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai alat belajar. Islam juga menekankan bahwa tiap orang memiliki gaya dan kecepatan belajar yang berbeda. Dalam Hadis, Nabi Muhammad mendorong umatnya untuk belajar seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip teori sibernetik yang menyatakan bahwa tidak ada satu metode belajar untuk semua orang. Penggunaan teknologi dan media pembelajaran seperti proyektor atau komputer juga mencerminkan prinsip sibernetik. Dalam pembelajaran agama Islam, pendekatan ini membantu siswa memahami materi lebih dalam dan aplikatif.

E. Pemikiran Tokoh Muslim Tentang Teori Sibernetik

  1. Al-Jazari: Merancang mesin otomatis yang menggunakan prinsip kontrol dan umpan balik, seperti jam air-konsep awal sibernetik.
  2. Ibn Khaldun: Mengembangkan teori sosial yang sistemik dan dinamis, dengan perhatian pada input, proses, output, dan umpan balik dalam masyarakat.
  3. Fazlur Rahman: Menekankan pentingnya interaksi dua arah antara teks agama dan realitas sosial-menyerupai proses adaptif dalam teori sibernetik.
  4. Ismail al-Faruqi: Mengusulkan integrasi ilmu agama dan umum dalam satu sistem pengetahuan yang saling terhubung dan bernilai, seperti sistem informasi dalam sibernetik.

F. Kontekstualisasi dalam Pembelajaran PAI di Era Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakter dan kebutuhan masing-masing. Tokoh seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd memberikan contoh pendidikan rasional dan berakhlak. Penerapan teori sibernetik dalam pembelajaran PAI dapat dilakukan melalui:

  • Pendekatan berbasis proyek dan diskusi kelompok.
  • Integrasi materi Al-Qur’an, Hadis, Akidah, Akhlak, Fikih, dan Sejarah secara tematik.
  • Fokus pada pembentukan karakter dan pengalaman langsung siswa.
  • Penekanan pada refleksi, umpan balik, dan teknologi.
    Namun, pelaksanaannya masih menghadapi tantangan seperti kurangnya pelatihan guru dan fasilitas. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan, riset, dan dukungan sarana prasarana.

G. Kesimpulan

Teori belajar sibernetik adalah pendekatan modern dalam pendidikan yang menekankan proses pengolahan informasi secara sistemik, adaptif, dan berbasis teknologi. Teori ini melihat bahwa setiap siswa belajar dengan cara yang unik, sehingga penting untuk memberi umpan balik dan strategi belajar yang sesuai. Dalam konteks Islam, teori ini sejalan dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis tentang pentingnya belajar aktif dan reflektif. Pemikiran tokoh-tokoh Islam klasik menunjukkan bahwa prinsip-prinsip sibernetik sudah ada dalam khazanah keilmuan Islam sejak dahulu. Dengan diterapkannya teori ini dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran PAI bisa lebih kontekstual, membentuk karakter, dan relevan dengan kehidupan modern.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISLAM DAN TEORI BELAJAR

KONSEP DASAR TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR DESKRIPTIF DAN PRESKRIPTIF